MEMANCING AIR PADA MUSIM KEMARAU DENGAN POHON KELAPA
Penulis : Tri Prabowo
Aku tinggal di Desa Paketingan Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap. Desaku jaraknya lumayan jauh dari Sungai Serayu. Kendala yang sering dihadapi para tetanggaku adalah ketersediaan air bersih pada musim kemarau. Meskipun setiap warga memiliki sumur sendiri, tetapi tidak semua sumur memiliki stok air bersih pada musim kemarau. Anehnya ada beberapa sumur warga yang airnya berlimpah tetapi tidak sedikit juga yang airnya kering. Ternyata krisis air tidak merata. Aku bertanya-tanya, kok bisa persediaan air berbeda-beda ?
Aku mencoba melakukan literasi dengan membaca beberapa artikel. Dalam salah satu artikel yang ditulis oleh Paul G. Tamelan (2019) disebutkan bahwa permasalahan yang sering terjadi di Indonesia adalah kekurangan air pada musim kemarau, namun sebaliknya bisa terjadi kelebihan air saat musim hujan, serta penyebaran curah hujan yang tidak merata di semua tempat. Oleh karena itu menurut Tamelan, penting sekali untuk mengetahui siklus hidrologi guna mengetahui hubungan dan interaksi sebab-akibat yang terjadi antara aliran yang masuk (inflow) dan aliran keluar (outflow) di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu yang kemudian akan membentuk keseimbangan neraca air. Sampai di sini aku belum menemukan jawaban dari misteri perbedaan ketersediaan stok air pada sumur-sumur warga di Desa Paketingan.
Kemudian aku membaca artikel yang ditulis Dody Yuliantoro (2016) yang menyebutkan bahwa penanaman pohon yang sesuai dapat berperan dalam menjaga ketersediaan air di sebuah kawasan. Pada kondisi geologis tertentu, akar pohon dapat menjadi pemicu munculnya mata air. Tadi artikel tersebut aku mulai sedikit paham. Tapi pohon jenis apa yang cocok atau sesuai dengan kondisi alam Desa Paketingan ?
Aku mencoba membaca beberapa artikel lainnya. Dalam artikel yang ditulis oleh Pratiwi (2020) yang menjelaskan bahwa jenis-jenis pohon yang disarankan digunakan untuk usaha konservasi tanah dan air adalah pohon yang berumur panjang. Pikiranku mulai meraba-raba, tanaman apa yang umurnya panjang yang banyak terdapat di Desa Paketingan. Mungkinkah pohon kelapa ?
Rasa penasaranku menuntunku untuk mencari tahu pengaruh pohon kelapa terhadap ketersediaan air sumur warga. Aku memberanikan diri bertanya-tanya kepada warga Desa Paketingan tentang kondisi sumurnya pada musim kemarau. Lalu aku ukur jarak sumurnya dengan pohon kelapa terdekat. Berdasarkan hasil pengamatanku diperoleh data sementara bahwa sumur yang berdekatan dengan pohon kelapa ketersediaan airnya tetap berlimpah meskipun pada puncak musim kemarau. Sementara sumur yang letaknya jauh dari pohon kelapa, meskipun berdekatan dengan beberapa pohon dan tanaman lainnya, stok airnya mengalami krisis bahkan sering kering tanpa air pada puncak musim kemarau.
Gambar 1. Sumur yang dekat dengan pohon kelapa
Untuk meyakinkan hasil pengamatanku, aku meminta bantuan temanku Ariyani Armelita untuk membantuku mengamati ketersediaan air pada sumur-sumur warga di desanya. Ariyani tinggal di Desa Kalikudi Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap yang jaraknya sekitar 10 km dari desaku. Kami mengukur jarak sumur dengan pohon kelapa dan sungai Serayu. Hasilnya ternyata sama. Meskipun lebih dekat dengan sungai tapi jauh dari pohon kelapa, sumur tersebut mengalami krisis air pada puncak musim kemarau. Loh kenapa ? Ternyata pada puncak musim kemarau, Sungai Serayu sering mengalami intrusi akibat debit air dari hulu yang kecil sehingga air laut masuk ke dalam aliran sungai hingga mencapai daerah kami. Indikasinya adalah terjadi perbedaan citra warna air Sungai Serayu pada puncak musim kemarau. Bila musim penghujan, terlihat sungai berwarna kecoklatan karena membawa butir-butir debu dari hulu, tapi ketika puncak musim kemarau citra warna air Sungai Serayu terlihat biru kehijauan.
Gambar 2. Sumur yang jauh dari pohon kelapa
Dari 30 sample sumur yang kami amati di Desa Paketingan dan Desa Kalikudi diperoleh data bahwa sumur yang berjarak kurang dari 10 meter dari pohon kelapa tetap terjaga stok airnya pada puncak musim kemarau meskipun jarak dari Sungai Serayu lebih dari 500 meter. Sementara sumur yang jaraknya lebih dari 50 meter dari pohon kelapa akan mengalami krisis air pada musim kemarau meskipun jarak dari Sungai Serayu kurang dari 150 meter. Ternyata pohon kelapa sangat membantu warga pedesaan dalam menjaga ketersediaan stok air sumur pada musim kemarau. Rasa penasaranku mulai terobati. Ibarat memancing air, maka pohon kelapa adalah kailnya.
Namun sejauh yang aku lihat, tidak ada warga desa yang sengaja menanam pohon kelapa. Rata-rata tumbuh sendiri atau tanpa dirawat sama sekali. Padahal peran pohon kelapa sangat penting dalam menjaga kelestarian sumber daya air. Perlu kesadaran warga untuk menanam kembali pohon kelapa.
REFERENSI
Pratiwi. 2020. Bunga Rampai : Dukungan IPTEK Rehabilitasi Hutan dan Lahan dalam Pemulihan Fungsi Daerah Aliran Sungai. Penerbit IPB Press, Bogor.
Tamelan, Paul G. 2019. Pemenuhan Kebutuhan Air Minum Penduduk, Ternak dan Pertanian di Daerah Pedesaan Lahan Kering Beriklim Kering Pulau Rote. Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol. 13 No. 1 : 39 – 47.
Yuliantoro, Dody. 2016. Pohon Sahabat Air. Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Surakarta.
Author